Biasanya permainan kaulinan dilaksanakan menjelang sore, di halaman rumah, pematang
sawah atau lapangan berukuran besar. Selain sekedar permainan kaulinan Sunda
nilai-nilai filosofis yang sangat mendidik. Ada banyak nilai-nilai pendidikan
yang menumbuhkembangkan dimensi kecerdasan anak, lebih mengutamakan kelompok
dan kebersamaan, sederhana, dan memiliki nilai-nilai perilaku filosofi. Nilai
kearifan lokal tertanam pada permainan ini. Bentuk permainan tradisional merupakan
juga salah satu bentuk ketahanan budaya.
1. Main Boy boyan
![]() |
Gambar permainan boy-boyan |
Kalau yang ini, pasti ingat dong permainan apa? Ya, betul boy-boyan. Model permainannya yaitu menyusun lempengan batu. Biasanya diambil dari pecahan genting atau porselen yang berukuran relatif kecil. Bolanya bervariasi, biasanya terbuat dari buntalan kertas yang dilapisi plastik, empuk dan tidak keras, sehingga tidak melukai.
Nilai
filosofis dari permaianan mengajak untuk bekerjasama.
2.
Main Poces
(Kelereng)
Permainan tradisional satu ini termata favorot
bagi anak-anak laki-laki jaman dulu. Yaaa.. Maen poces (kelereng)
merupakan permainan tradisional yang biasanya dilaukan oleh tiga atau lebih
anak-anak. Semakin banyak kamu menang, semakin banyak pula kesempatan
meraih sebanyak mungkin kelereng dari temanmu.
![]() |
Gambar anak-anak bermain kelereng |
➽ Permainan
ini mengajarkan kita untuk selalu fokus pada apa yang ingin dicapai dan diraih.
3.
Kaulinan
Paciwit-ciwit Lutung
![]() |
Gambar anak-anak sedang bermain paciwit-ciwit lutung |
Kaulinan Paciwit-ciwit Lutung tak semata-mata
menggambarkan aktivitas saling mencubit di ujung lengan, tetapi kata lutung
jadi kunci makna kepongahan sikap yang selalu ingin berkuasa. Si lutung selalu
berada di atas tangan siapa pun. Paciwit-ciwit Lutung juga merupakan ekspresi
satu rasa soal kejujuran dan suratan
betapa jadi juragan dan bawahan, juga adalah menikmati nasib sepenanggungan.
➽ Arti dari
permianan ini orang yang serakah dalam hal kekuasaan memiliki sifat seperti
Lutung yang ingin selalu berkuasa. Harapannya anaka-anak menjadi berusaha untuk
tidak menjadi orang yang serakah.
4.
Kaulinan Perepet
Jengkol
![]() |
Gambar permainan prepet jengkol |
Permainan Perepet Jengkol berisi keriangan dan
guyonan akan penderitaan hidup karena seseorang terbebani pemukul kentongan dan
si penderita menjerit-jerit menahan sakit. Maksudnya, kondisi yang saat ini
dihadapi jangan sampai menghilangkan kreativitas kita dalam berkarya. Buktinya,
walau dalam kesusahan, kaulinan ini justru muncul dengan nuansa riang dan
guyonan.
![]() |
Gambar anak sedang bermain babentengan |
Biasanya permainan inin dilakukan menjelang sore.
Bebentengan merupakan permainan yang dilakukan oleh dua grup. Masing-masing terdiri
dari 4 sampai dengan 8 orang. Setiap grup memilih suatu tempat sebagai
markas. Biasanya sebuah tiang, batu, atau pilar sebagai 'benteng'.
➽ Permainan
ini mengajarkan bagaimana bekerja sama dengan baik, fokus, dan disiplin
Salah satu permainan tradisional yang juga populer
di antranya Gatrik. Permainan ini menggunakana lat dari dua potongan
bambu. Biasanya permainan dengan kerlompok yang teridi dari dua kelompok.

➽ Permainan
ini mempunyai pesan moral, yaitu untuk meraih kesuksesan dibutuhkan usaha keras
dan pantang menyerah.
7.
Main Oray
Orayan
Ular Naga atau oray-orayan adalah salah
satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan di luar rumah di waktu sore.
Tempat bermainnya di tanah lapang atau halaman rumah yang agak
luas. Pemainnya biasanya sekitar 5-10 orang, bisa juga lebih. Jika
dimainkan di Sunda ada lagu (kawih) yang mengiringi permainan
tersebut.
![]() |
Gambar anak-anak sedang bermain oray-orayan |
➽ Filosofi
dari permainan ini kerjasama antar tim
saling menjaga agar tak menjadi kalah.
![]() |
Gambar permainan congklak |
Siapa yang tak kenal dengan prmainan congklak. Permainan
yang biasanya identik dengan dunia anak wanita, meski ada juga laki-laki yang
memainkannya. Tak hanya di wilayah Sunda, permainan ini juga ditemukan di hampir
seluruh wilayah Indonesia. Biasanya menggunakan sejenis cangkang
kerang sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga
biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan.
➽ Permainan
ini konon sudah ada sejak ribuan---ratusan lalu dan menjadi permainan
favorit para puteri raja. Permainan ini mengajarkan akan pentingnya kesabaran
dan toleransi.
(Diambil dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar